Apa itu Outbound Surabaya?
Pembakuan arti outbound di Indonesia sampai saat ini belum ada, termasuk juga belum adanya lembaga yang berhak membakukannya.
Maka kita nikmati saja apa yang sementara ini sudah beredar di masyarakat tentang pengertian outbound training.
Kata Outbound (di Indonesia) awalnya berasal dari Negara Inggris yang merupakan nama sebuah program, “Outward Bound School”.
Program tersebut direkayasa saat perang dunia, untuk melatih para pelaut Inggris yang dipersiapkan menghadapi pelayaran samudera yang menantang sekaligus kejamnya perang.
Banyak orang muda (calon pelaut) dilatih bermacam kompetensi dan ketrampilan yang menunjang dirinya supaya dapat diandalkan menjadi pelaut tangguh.
Mereka diajar bagaimana melakukan tali temali, panjat-memanjat, dan segala ketrampilan yang secara umum digunakan untuk bisa mengendalikan kapal. Selain ketrampilan yang diperoleh, karakter dan mental peserta mengalami peningkatan yang signifikan.
Metode pelatihan tersebut ternyata dipandang cocok juga untuk mengembangkan karakter dan potensi banyak orang muda, sehingga dirintislah program semacam itu untuk kalangan lebih umum.
Outward Bound lalu menjadi poluler di inggris, sampai menjadi sebuah brand bisnis pelatihan.
Tahun 1990 Outward Bound Indonesia terbentuk, sebagai bagian dari Outward Bound International.
Orang Indonesia yang agak sulit melafalkan kata outward bound lama kelamaan cukup menyebutnya jadi otbon, outbond, atau outbound. Sampai tulisan ini dibuat, cobalah carilah, kita belum menemukan terjemahan untuk kata outbound dalam bahasa Indonesia.
Barangkali memang tidak akan ada karena itu bukan kata dasar atau bentukannya. Dahulu saya menganggap outbound bentukan dari kata out dan bound yang berarti “keluar dan lingkaran/batas.”
Logika saya lalu menerjemahkan outbound secara bebas sebagai “kegiatan yang keluar dari batas,” hal yang sampai saat ini masih saya gunakan karena itu adalah hal prinsip yang memang sesuai dengan karakter “outbound” yang sudah memasyarakat, selain keidentikan dengan permainan.
Jika kita berselancar di internet, akan banyak ditemui kata-kata outbound atau outbond melekat pada istilah training atau pengembangan sumber daya manusia, atau kegiatan sejenis itu.
Selain itu tak kalah banyak tempat-tempat atau lokasi yang mengklaim bisa digunakan untuk kegiatan (pelatihan) outbound.
Kata outbound lalu menjadi sebuah istilah populer yang (lebih kurang dimaknai oleh pemakainya) diartikan sebagai kegiatan di luar ruangan dengan berbagai permainan, kalau bisa yang ekstrim/ menantang. Selain outbound, lalu muncullah kemudian turunan lain dari kata Outward Bound,
misalnya: Outbound Management Training, Fun Outbound, Real Outbound, Gathering Outbound, Outdoor training, Outing, dan sebagainya. Sahkah penamaan semacam itu?
Menurut saya sah-sah saja, lagipula dalam percaturan kegiatan outbound (dan semacamnya) nama/istilah tersebut memang eksis dan digunakan, bahkan bisa menjadi label dalam industri pelatihan.
Oleh banyak provider outbound / penyelenggara jasa kegiatan outbound di jawa timur, kegiatan tersebut diklaim bisa mendatangkan banyak sekali manfaat.
Segala kata-kata positif bisa dimasukkan dalam daftar itu, saya mencuplik sebagian kecilnya saja, misal:
Membangun tim yang tangguh
Membangun Komunikasi efektif
Meningkatkan Motivasi kerja
Peningkatan kreativitas
Pemecahan masalah
Melatih jiwa Kepemimpinan
Wow, luar biasa, kan. apa memang begitu? Nanti saya punya pandangan tersendiri, namun yang jelas untuk kepentingan pasar dan bisnis outbound, sangat banyak penyelenggara yang memang mencantumkan hal-hal tadi sebagai tujuan outbound.
Menjadi luar biasa jika salah satu kata kuci outbound, yaitu permainan bisa berhubungan dengan segala hal positif tadi.
Bayangkan, misalnya (hanya) dengan bermain, seseorang bisa menjadi terlatih untuk memecahkan masalah, apa ndak luar biasa itu namanya? Cukup seorang karyawan kita outboundkan sekali, maka seterusnya dia akan menjadi karyawan yang hebat.
Saya yakin ada yang luar biasa kagumnya, namun ada juga yang luar biasa sangsinya, boleh juga jika ada orang yang beranggapan itu hal yang aneh. Justru untuk mengungkap keluarbiasaan itulah saya coba berbagi gagasan.
Print Version